CONTOH MAKALAH ANALISIS JABATAN DAN DESAIN PEKERJAAN
ANALISIS
JABATAN DAN DESAIN PEKERJAAN
MK: MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
JURUSAN : ILMU ADMINISTRASI BISNIS
KELOMPOK : II
ANGEL MAUDUL
13081102019
MARIANTI JELA-JELA
110812005
MIKHA NL. SINAGA
13081102010
NOVITA TINDANGEN
13081102046
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS SAM RATULANGI
MANADO 2015
KATA
PENGANTAR
Puji
dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa Pengasih dan
Pemurah, karena telah melimpahkan rahmat serta karunia-Nya sehingga Kelompok II
dapat menyusun Makalah ini dapat
terselesaikan,walaupun dalam bentuk dan isi yang sederhana.
Adapun
maksud dan tujuan dari penyusunan Makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat
dalam bentuk tugas yang diberikan oleh dosen dalam Mata Kuliah MANAJEMEN SUMBER
DAYA MANUSIA .Tentu tugas ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu
segala saran dan kritik yang membangun dari semua pihak sangat diharapkan demi
perbaikan pada tugas selanjutnya.
Harapan Kelompok II semoga tugas
ini bermanfaat bagi mahasiswa dan selaku
Dosen yang ada.
Untuk
itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada tim pengajar Mata kuliah MANAJEMEN SUMBER DAYA
MANUSIA
DAFTAR
ISI
LEMBAR JUDUL……………….………………………………..……………..….
KATA
PENGANTAR……………………………………………….......................
DAFTAR ISI……………..………………………………………………………..
BAB I PENDAAHULUAN
1.1 LATAR
BELAKANG ……………………………………...........…………...
1.2 PERUMUSAN
MASALAH……………………...………………..….………
1.3 TUJUAN
DAN MANFAAT PENULISAN......................................................
BAB
II ANALISIS JABATAN DAN DESAIN
PEKERJAAN
2.1 PENGERTIAN
ANALISIS JABATAN…………………………………..
2.2 PENGERTIAN
DESAIN PEKERJAAN………………………………….
2.3 PENTING-NYA
ANALISIS JABATAN DAN DESAIN PEKERJAAN...
2.4 TUJUAN
ANALISIS JABATAN…………………………………………
2.5 URAIAN
ANALISI JABATAN ………………………………………….
2.6 DESAIN PEKERJAAN…………………………………………………..
2.7 FAKTOR-
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ANALISIS JABATAN DAN DESAIN
PEKERJAAN…………………………………………….
BAB III PENUTUP
KESIMPULAN……………………………………………………………
SARAN……………………………………………………………………
KEPUSTAKAAN……………………………………………………...…..
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1. LATAR
BELAKANG
Setiap
organisasi tentunya mempunyai berbagai tujuan yang hendak dicapai. Tujuan
tersebut di raih dengan mendayagunakan sumber-sumber daya yang ada. Kendati
berbagai sumber daya yang ada penting bagi oraganisasi, satu-satunya factor
yang menunjukkan keunggulan kompetitif potensial adalah sumber daya manusia dan
bagaimana sumber daya itu dikelola.
Menurut
Homawan Sutanto dalam artikelnya tentang analisa jabatan mengatakan bahwa salah
satu tugas manajemen adalah untuk mendayagunakan sumber daya yang dimiliki
secara optimal. Pendayagunaan ini sering berarti mengupayakan agar sumber daya
manusia itu mampu dan mau bekerja secara optimal demi tercapainya tujuan
organisasi. Manusia akan mau dan mampu bekerja dengan baik bilamana ia
ditempatkan pada posisi dengan jabatan dan sesuai menurut minat dan
kemampuannya serta bilamana ia bisa memenuhi kebutuhannya dengan melakukan
pekerjaan itu.
Tanpa
pengetahuan yang memadai tentang apa yang dilakukan oleh para karyawan atas
pekerjaanya, organisasi tidak akan membentuk prosedur sumber daya manusia yang
efektif untuk memilih ,mempromosikan,melatih, menilai dan memberikan kompensasi
kepada karyawan (Henry Simamora, 2006;77). Hal ini mengkibatkan pengkajian dan
pemahaman pekerjaan melalui proses yang disebut analisis pekerjaan merupakan
bagian vital dari setiap program manajemen sumber daya manusia.
Analisis
jabatan memang sangat penting dalam organisasi untuk menempatkan orang pada
suatu jabatan/pekerjaan tertentu. Namun kenyataannya ada organisasi tidak
merasa perlu untuk menbuat uraian jabatan dan spesifikasi jabatan karena
beranggapan bahwa semua karyawan pasti tahu apa yang akan di kerjakan. Hal ini
membuat kegundahan yang sangat mendalam pada karyawan karena merasa pekerjaan
yang dijalaninya tidak sesuai dengan apa yang di bayangkan,selain itu karyawan
terkadang merasa tidak menemukan kecocokan antara pekerjaan dengan
kepribadiannya sehingga evaluasi karirnya juga menunjukkan hasil yang tidak
maksimal.kenyataan tersebut mungkin tidak asing karena hal ini dianggap wajar
mengingat bahwa di masa krisis seperti sekarang ini banyak perusahaan yang
melakukan efesiensi dengan mempekerjakan satu orang untuk beberapa bidang
pekerjaan sekaligus. Sehingga sulit membuat uraian jabatan karena nama jabatan
sering tidak nyambung dengan pekerjaan sehari-hari. Apalagi perusahaan masih
tetap survive meskipun tnpa uraian jabatan secara tertulis.
1.2. PERUMUSAN
MASALAH
Sesuai
dengan latar belakang masalah di atas maka kami merumuskan masalah dalam
bebrapa pertanyaan:
1. Apakah
Analisis Jabatan Dan Desain Pekerjaan sebagai dasar utama dalam peningkatan
informasi terhadap kinerja pegawai ?
2. Apakah
analisis jabatan Dan Desain Pekerjaan dapat mempengaruhi peningkatan efisiensi
kerja pegawai atau karyawan ?
3. Apakah
Analisis Jabatan Dan Desain Pekerjaan dapat digunakan sebagai sebagai pusat
informasi untuk meningkatkan kinerja pegawai ?
1.3 MANFAAT
PENULISAN
Dalam
makalah ini akan dibahas mengenai analisis jabatan dan Desain pekerjaan sebagai salah satu bidang pekerjaan
perencanaan manajemen sumber daya manusia.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian
Analisis Jabatan
Analisis
jabatan terdiri atas dua kata, analisis dan jabatan. Analisis merupakan
aktivitas berpikir untuk menjabarkan pokok persoalan menjadi bagian, komponen,
atau unsur, serta kemungkinan keterkaitan fungsinya. Sedangkan jabatan adalah
sekumpulan/sekelompok tugas dan tanggung jawab yang akan, sedang dan telah
dikerjakan oleh tenaga kerja dalam kurun waktu tertentu. Dengan demikian
analisis pekerjaan dapat diartikan sebagai suatu aktivitas untuk mengkaji,
mempelajari, mengumpulkan, mencatat, dan menganalisis ruang lingkup suatu
pekerjaan secara sistematis dan sistemik (Sastrohadiwiryo, 2002:127).
Analisis
jabatan merupakan bagian dari perencanaan sumber daya manusia. Menurut Flippo
(1994), “Analisis jabatan adalah proses mempelajari dan mengumpulkan informasi
yang berhubungan dengan operasi dan tanggung jawab suatu pekerjaaan tertentu.”
Flippo menekankan bahwasanyaa ada dua kegiatan utama dalam analisis jabatan,
yaitu mengumpulkan informasi tentang operasi dan tanggung jawab suatu pekerjaan
dan mempelajarinya lebih mendalam
2.2.
Pengertian Desain pekerjaan
Desain
Pekerjaan adalah rincian tugas dan cara pelaksanaan tugas atau kegiatan yang
mencakup siapa yang mengerjakan tugas, bagaimana tugas itu dilaksanakan, dimana
tugas dikerjakan dan hasil apa yang diharapkan. menambahkan desain pekerjaan
adalah fungsi penetapan kegiatan kerja seorang atau sekelompok karyawan secara
organisasional. Tujuannya untuk mengatur penugasan kerja supaya dapat memenuhi
kebutuhan organisasi.
Definisi
diatas menjelaskan bahwa desain pekerjaan dibuat oleh
perusahaan untuk mengatur tugas- tugas yang tepat sasaran ,
memberikan tugas kepada orang dengan kemampuan dan keterampilan yang
harus dimiliki untuk mengerjakan tugas tersebut demi mencapai sasaran dari
perusahaan.
Sejalan
dengan Dessler (2004) desain pekerjaan merupakan pernyataan
tertulis tentang apa yang harus dilakukan oleh pekerja, bagaimana orang itu
melakukannya, dan bagaimana kondisi kerjanya. Desain pekerjaan meliputi
identifikasi pekerjaan, hubungan tugas dan tanggung jawab, standar wewenang dan
pekerjaan, syarat kerja harus diuraikan dengan jelas, penjelasan tentang
jabatan dibawah dan diatasnya.
Desain pekerjaan menguraikan cakupan,
kedalaman, dan tujuan dari setiap pekerjaan yang membedakan antara pekerjaan
yang satu dengan pekerjaan yang lainnya. Tujuan pekerjaan dilaksanakan melalui
analisis kerja, dimana para menejer menguraiakan pekerjaan sesuai dengan
aktifitas yang dituntut agar membuahkan hasil. Desain pekerjaan merupakan
keputusan dan tindakan manajerial yang mengkhususkan kedalam cakupan dan
hubungan pekerjaan yang objektif untuk memenuhi kebutuhan orgranisasi serta
kebutuhan sosial dan pribadi pemegang pekerjaan.
Strategi
desain pekerjaan dikembangkan dengan menekankan pentingnya karakteristik
pekerjaan inti. Strategi berdasarkan teori motivasi Herzberg yang mencakup
peningkatan kedalam pekerjaan melalui pendelegasian wewenang yang lebih besar
kepada pemegang pekerjaan. Tetapi pemerkayaan tidak dapat diterapkan secara
universal karena tidak mempertimbangkan perbedaan individu.
2.3
Analisis Jabatan (Job Analysis) Dan Desain Pekerjaan (Job Design)
Dalam
organisasi terdapat posisi yang harus diisi melalui pekerjaan yang ada.posisi
pekerjaan yang sudah ada biasa diketahui lewat lowongan-lowongan
perusahaan.Depertemen sumber daya manusia harus memahami bahwa untuk memelihara
koordinasi pekerjaan maka pengetahuan tentang analisis jabatan dan desain
pekerjaan tidak boleh dilewatkan.
Untuk meraih kualitas
kerja yang tinggi,organisasi harus memahami dan menyerasikan permintaan kerja
dan individu.Hal ini disebut analisis jabatan atau analisis pengetahuan pada
susunan kepegawaian,pelatihan,penilaian kinerja,dan kegiatan sumber daya
manusia lainya.sebagai contoh evaluasi penyelia pada pekerjaan karyawan harus
didasarkan pada kinerja dan tuntutan kerja. Pada perusahaan kecil,manajer garis
mungkin melaksanakan analisa jabatan,tapi biasanya pekerjaan selesai oleh
seorang professional sumber daya manusia. Beberapa organisasi besar mungkin
mempunyai department manajement kompensasi yang di dalamnya termasuk analisis
jabatan.
Menurut Dessler
(2006) analisis pekerjaan merupakan prosedur yang dilalui untuk menentukan
tanggung jawab posisi-posisi yang harus dibuatkan stafnya , dan karakteristik
orang-orang yang bekerja untuk posisi-posisi tersebut. Analisis pekerjaan
memberikan informasi yang digunakan untuk membuat deskripsi pekerjaan (daftar
tentang pekerjaan tersebut), dan spesifikasi pekerjaan (jenis orang yang harus
dipekerjakan untuk pekerjaan tersebut).
Oleh sebab itu, menurut Dessler penyelia atau
spesialis dalam sumber daya manusia biasanya mengumpulkan beberapa informasi
berikut melalui analisis pekerjaan,
1.
aktivitas pekerjaan,
2.
perilaku manusia,
3.
mesin, perangkat, peralatan, dan bantuan pekerjaan,
4.
standar prestasi,
5.
konteks pekerjaan, dan
6.
persyaratan manusia.
2.4
Tujuan Analisis Jabatan
Analisis jabatan
penting dilakukan sebelum diadakan perekrutan tenaga kerja. Ada beberapa
manfaat yang diperoleh dengan mengadakan analisis pekerjaan, yang juga
merupakan tujuan dari dilakukannya analisis jabatan.
Adapun tujuan analisis
pekerjaan yaitu,
1)
Memperoleh tenaga kerja pada posisi yang tepat,
2)
Memberikan kepuasan pada diri tenaga kerja,
3)
Menciptakan iklim dan kondisi kerja yang kondusif (Sastrohadiwiryo).
Sedangkan
menurut Flippo (1994), hasil-hasil dari analisis pekerjaan, seperti uraian dan
spesifikasi pekerjaan akan dapat digunakan untuk kegiatan-kegiatan sebagai
berikut,
1) Pengabsahan
atas prosedur-prosedur pengangkatan,
2) Pelatihan,
3) Evaluasi
pekerjaan,
4) Penilaian
prestasi
5) Pengembangan
karir,
6) Organisasi,
7) Perkenalan,
8) Penyuluhan,
9) Hubungan
perburuhanm dan
10) Penataan
kembali pekerjaan.
Sebuah
penelitian yang dikemukakan oleh Flippo terhadap 899 perusahaan menunjukkan
bahwa hasil proses analisis pekerjaan dipergunakan untuk, membuat rincian kerja
(75%), pelatihan (60%), penyusunan tingkat upah dan gaji (90%), menilai
personalia (60%), pemindahan dan promosi (70%), pengorganisasian (50%),
orientasi karyawan baru (36%), penyuluhan (25%), dan seterusnya.
Disebutkan
dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 35 TAHUN 2012
Tentang Analisis Jabatan Dilingkungan Kementerian Dalam Negeri Dan
Pemerintah Daerah pada BAB II Pasal 3, bahwa Tujuan analisis
jabatan untuk penyusunan kebijakan program –program Seperti:
a). Pembinaan dan penataan kelembagaan, kepegawaian, ketatalaksanaan.
b). Perencanaan kebutuhan pendidikan dan pelatihan; dan
c). Evaluasi kebijakan program pembinaan dan penataan kelembagaan, kepegawaian, ketatalaksanaan dan perencanaan
kebutuhan pendidikan dan pelatihan.
Analisis jabatan,di
samping mengahasilkan uraian dan spesifikasi jabatan,memiliki kegunaan
lain,yaitu :
1.
Pengadaan tenaga kerja:
2.
Pelatihan:
3. Evaluasi
kinerja:
4.
Penilaian prestasi:
5.
Promosi dan transfer pegawai:
6.
Organisasi:
7.
Induksi:
8.
Konsultasi:
2.5.
Uraian Jabatan (Job Description)
Dalam
uraian jabatan,selain tugas-tugas,wewenang,tanggung jawab,hubungan lini,dan
kondisi kerja juga dibuat nama jabatan,kode jabatan,tanggal dibuat
penyusun,departemen,dan lokasi.
Jika organisasi membuat jabatan baru maka membutuhkan persiapan uraian
jabatan,yang menggunakan proses atau tahapan-tahapan. Uraian jabatan dapat
dibuat kembali secara periodik dan bisa diperbarui jika memang perlu. Penilaian
kinerja merupakan peluang yang baik untuk memperbarui uraian jabatan.
Bila organisasi menyiapkan beberapa uraian jabatan maka prosesnya membutuhkan
waktu.secara nyata,analisis jabtaan mungkin menggunakan kepustakaan sebagai
dasar deskripsi,seleksi untuk satu tipe pekerjaan,dan kemudian dapat
dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan organisasi.
a. Spesifikasi
Jabatan (Job Spesification)
Spesifikasi jabataan
berisi tentang persyaratan kualifikasi individu sehubungan dengan posisinya
pada jabatan tertentu. Pengetahuan menunjuk pada informasi prosedual yang
penting untuk keberhasilan kinerja. Keterampilan adalah tingkat kemahiran
individu dalam penyelesaian tugas. Dengan pengetahuan dan pengalaman,dapat
diperoleh kemapuan dalam pekerjaan untuk persiapan spesifikasi jabatan.
Kemampuan menunjukan kecakapan individu secara umum dan karakter lain mungkin
menjadi ciri personal individu atau motivasi positif dan dapat dikembangkan.
Beberapa jabatan juga mempunyai permintaan resmi,seperti lisensi atau
sertifikat.
Dalam mengembangakan spesifikasi jabatan,perlu
mempertimbangakan semua elemen pengetahuan,kemampuan,kecakapan,dan ciri
lainnya. Dalam pencatatan deskripsi jabatan,informasi bisa datang dari
kombinasi kinerja jabatan individu,penyelia,atau perencanaan jabatan dan
pelatihan analisis jabatan.
Informasi yang akurat
tentang KSAO adalah sangat vital bagi pengambilan keputusan tentang pengisian
jabatan.
b. Standar
Kinerja Jabatan (Job performance standard)
Standar kinerja jabatan
berfungsi sebagai target akan usaha yang harus dilakukan oleh pekerja serta
sebagai kriteria untuk mengukur apakah pekerjaan tersebut berhasil dilaksanakan
ataukah tidak.
Dalam standar kinerja
jabatan dicantumkan informasi tentang target-target yang harus dicapai dan
ukuran-ukuran keberhasilan kerja. Apabiloa target dan kriteria yang ada didalam
standar kinerja jabatan ini tidak terpenuhi, maka bisa disimpulkan bahwa
pekerja tidak berhasil melaksanakan pekerjaannya dengan sukses.
2.6
Desain Pekerjaan (Job Design)
Desain pekerjaan
merupakan fungsi penetapan kegiatan-kegiatan kerja seorang karyawan secara
organisasional. Sangat penting untuk melakukan desain pekerjaan,karena orang
banyak menghabiskan waktu untuk bekerja. Desain pekerjaan membutuhkan struktur
perjaan seprti isi,fungsi,dan hubungan pekerjaan. Kebutuhan akan perencanaan
organisasional,kebutuhan keselamatan,dan kelangsungan hidup organisasi jelas
sangat dipengaruhi oleh desain dan tata letak pabrik. Disamping
itu,kebutuhan akan afiliasi dengan manajemen maupun kelompok dan kekuasaan
sangat mempengaruhi desain pekerjaan,
Desain pekerjaan adalah proses penentuan tugas-tugas yang akan
dilaksanakan,metode-metode yang digunakan untuk melaksanakan tuga,dan bagaimana
pekerjaan tersebut berkaitaan dengan pekerjaan lainya dalam organisasi. Desain
pekerjaan memasukan elemen tugas ,fungsi ,hubungan,kompensasi, keahlian,pengetahuan,
kemampuan pada setiap pekerjaan. Desain pekerjaan merupakan salah satu factor
pendorong keberhasilan produktivitas organiasi.
Dari
dimensi organisasi, cara pengelompokan tugas dan tanggung jawab dapat
mempengaruhi produktivitas dan biaya. Pekerjaan yang tidak terselesaikan atau
terlalu sulit untuk dilakukan serta pekerjaan yang membosankan akan menyebabkan
perputaran karyawan yang tinggi. Bagi seorng karyawan motivasi dan kepuasan
kerja menjadi dua factor penting dalam pekerjaan sehari-hari mereka. Dua hal
tersebut dapat membantu pencapaian tujuan dan sasaran,terlebih jika organisasi
mampu dan memahami faktor-faktor yang mempeengaruhi ketidakberhasilan dari dua
faktor tersebut.
2.5. Faktor-faktor
Yang Mempengaruhi Desain Pekerjaan
1. Individu
Bahwa individu memiliki
perbedaan sikap, sifat, karakter,pandangan,persepsi ,sosial budaya,norma yang
berbeda untuk setiap individunya dalam organisasi yang sama. Tiap individu
memiliki, kebutuhan, tujuan, serta motivasi berbeda dalam menanggapi sebuah pekerjaan.
Peran individu dalam organisasi yang sama. Tiap individu memiliki
kebutuhan,tujuan, serta motivasi berbeda dalam menanggapi sebuah pekerjaan.
Peran individu dalam organisasi ,mempunyai arti yang sama pentingnya dengan
pekerjaan itu sendiri sehingga interaksi antara organisasi dan individu (SDM)
menjadi focus perhatian para manajer.
Oleh sebab itu ,nilai-nilai baru yang sesuai
dengan tuntutan lingkungan organisasi perlu diperkenalkan dan
disosialisasikan kepada semua individu dalam organisasi.
Individu atau manusia
memiliki keunikn yang tidak dimiliki oleh faktor produksi lain.
Pertama,
manusia memiliki sisi
psikologis. Artinya manusia tidak dapat dengan mudah dibongkar pasang,seperti
mesin. Individu tidak bisa diperlakukan demikian. Karyawan akan dengan mudah
bereaksi jika mereka tahu bahwa mereka dibayar lebih rendah dari usaha
yang dikeluarkan,diperlakukan tidak adil, atau di –PHK dengan alasan sepihak
tau tidak masuk akal.
Kedua,
individu sebagai input
produksi,tapi juga yang akan menikmati output-nya. Tujuan akhir sebuah proses
produksi adalah menciptakan produk dan jasa yang sesuai dengan keinginan
konsumen. Bentuk output yang dinikmati adalah gaji,insentif, bonus,
kesejahtraan, perlindungan, keamanan dan bentuk penghargaan nonmaterial
lainya. Jadi sangat tidak wajar bila ada sebuah organisasi dengan pertumbuhan
baik tetapi kesejahtraan karyawanya masih memprihatinkan.
Ketiga,
apabila faktor produksi
yang lain berkurang dalam proses produksi,tetapi manusia dalam kurung waktu
tertentu akan bertambah,yaitu bertambah keterampilan,pengalaman, dan
pengetahuan. Jadi individu mengalami proses belajar (learning process)yang akan
bermanfaat untuk kepentingan organisasi keseluruhan.
Keempat,
individu adalah penentuan
eksistensi organisasi,bahkan faktor yang mutlak harus ada. Pengusaha boleh
memiliki modal, mesin, dan material yang berkualitas, tetapi tidak akan
berfungsi baik jika tidak ada manusia yang mengelolanya.
2.Tegnologi yang
digunakan
Tegnologi
mempunyai damapak terhadap desain pekerjaan.jenis pekerjaan, alat yang
digunakan, tata letak,dan teknik untuk menghasilkan output produk merupakan
beberapa alasan penyebab kendala yang dapat menghambat kelancaran sebuah
pekerjaan.
3.Biaya atau anggaran
Anggaran merupaakan
variabel yang kursial ditiap organisasi yang beroprasi. Apapun yang digunakan
manajemen,harus berpijak dari sisi ekonomis organisasi. Oleh karena itu sumber
daya yang representatif harus direncanakan sebagai awal langkah keberhasilan
organisasi. Manajemen harus secara kontinu menyelaraskan manfaat-manfaat desain
pekerjaan dengan pertimbangan biaya.apalagi sebuah keputusan untuk melakukan
rencana ulang desain pekerjaan baru membutuhkan energi, waktu,dan biaya yang
cukup untuk memenuhi target tersebut.
4.Struktur organisasi
Saat ini sebuah
organisasi akan menjadi lebih lincah apabilaa digerakan oleh roda operasional
yang gesit, cakap, visioner,dan mampu melihat perubahan kedepan. Organisasi
tersebut haruslah lebih ramping untuk dapat melakukan kecepatan perubahan dan
ketidakpastian global.
5.Variabel Internal
a. Manajemen
Manajemen mempunyai kepentingan sendiri dalam organisasi. Semua karyawan tentu
demikian, tetapi manajemen bertanggung jawab terhadap organisasi secara
keseluruhan, suatu tanggung jawab yang sering kali mengaharuskan manajemen
menghadapi berbagai pihak yang berkepentingan dan menyeimbangkan tuntutan yang
saling bertentangan.
Para
pemegang saham, misalnya, ingin pendapatan lebih besar dengan berusaha
merampingkan desain pekerjaan yang singkat dan padat, sementara bagian
penelitian dan pengembangan memiliki keinginan untuk melakukan investasi yang
tentu menuntut pembentukan desain pekerjaan baru dan membutuhkan waktu dan
biaya yang besar.
b.Karyawan
Hampir dalam semua
organisasi,sifat dari tenanga kerja adalah berubah, sebagian karena faktor
demografi. Faktor ini akan mengubah pergeseran kepentingan-kepentingan
konsumsi,produk,biaya,dan pemasaran kareana menyangkut segmen pasar yang terus
berubah. Ledakan bayi era 1990-an banyak mempengaruhi orientasi produk yang
merupakan kebutuhan primer masyarakat.
c. Mengelolah karyawan
Keunggulan kompetitif
dapat dicapai melalui pengelolaan sumber daya manusia secara efektif. Hal ini
dapat diperoleh dengan menerapkan semua praktik berikut secara
berkaitan,karena sulit untuk menangani suatu tindakan bila hanya
menerapkan secara terpisah.
Ø Keamanan
Employment Security
Employment Security
dibutuhkan untuk mengadapi tekanan akan perlunya kehati-hatian dan selektivitas
yang tinggi dalam memperkejakan manusia. Lebih jauh mendorong keterlibatan
karyawan, karena karyawan lebih berkeinginan untuk memberikan kontribusi
terhadap proses pekerjaan.
Ø Selektif
dalam merekrut (Selective in Recruiting)
Merupakan jaminan dalam
pekerjaan dan kepercayaan yang dimiliki organisasi untuk kesuksesan
bersaing. Dibutuhkan kehati-hatian dan selektif dalam memilih karyawan
atau mengontrak karyawan. Bisa juga proses penyaringan ini dilakukan untuk
mecari orang yang tepat yang dapat bekerja dengan baik dalam lingkungan baru,
dapat belajar dan berkembang sehingga membutuhkan supervisi yang lebih sedikit.
Ø Upaya
yang tinggi
Bagi organisasi yang
ingin memperkerjakan karyawan berkompeten, kompensasi yang tinggi merupakan
salah satu kunci. Tingkat upah yang tinggi akan memberikan kemampuan akan lebih
selektif dalam menemukan orang yang dapat dilatih dan bertanggung jawab
terhadap organisasi. Terdapat kesan bahwa organisasi yang memberikan upah
tinggi pada karyawanya maka organisasi tersebut adalah organisasi yang sangat
menghargai karyawannya.
Ø Pembayaran
insentif
Bahwa pekerjaan dan
kepuasan kerja karyawan akan sangat bergantung pada insentif sebagai salah satu
faktor motivasi. Pendorong seperti pengakuan, jaminan keadilan, dan insentif
materiil dan nonmaterial akan berpengaruh besar kepada karyawan.
Ø Employee
ownership
Memberikan dua
keuntungan. Pertama , karyawan yang memiliki keinginan terhadap kepemilikan
saham organisasi dapat disejajarkan keinginan tersebut dengan pemegang saham.
Tentunya manajemen konflik perlu dilakukan perlakuan secara kontinu guna diminimalkan.
Kedua ,karyawan mempunyai sikap jangka panjang terhadap organisasi,tentang
strategi,kebijakan, investasi, dan maneuver keuangan.
Ø Information
sharing
Karyawan adalah asset
organisasi yang mempunyai keunggulan bersaing terutama dengan pesaing organisasi.
Oleh karena itu, organisasi perlu berhati-hati dan tidak memberikan sejumlaah
besar informasi pada karyawan karena rawan terjadi kebocoran pada pihak
pesaing.
Ø Partisipasi
dan pemberian wewenang
Informasi yang
diketahui oleh semua jenjang manajemen memudahkan karyawan untuk bekerja sama
dan berpartisipasi guna pengambilan keputusan yang lebih cepat serta mendukung
adanya desentralisasi. Keputusan dan produktivitas kerja karyawan akan
meningkat akan meningkatkan dengan adanya partisipasi karyawan.
Ø Self
– managed teams
Organisasi yang
mempunyai tim yang solid cenderung memperoleh hasil yang memuaskan. Keuntungan
yang didapat diantaranya dalam hal mengurangi biaya material, delegasi
wewenang, dan metode produksi karena semua itu dapat ditangani dan dikelola
secara tim.
Ø Pelatihan
dan pengembangan keterampilan
Pelatihan dan
pengembangan keterampilan merupakan bagian penting dari proses manajemen SDM
yang tidak terpisahkan. Pelatihan akan memberikan hasil positif hanya jika
karyawan diberikan kesempataan untuk menggunakan keahlian tersebut. Perbaikan
juga perlu dilakukan pada perubahan struktur kerja. Pelatihan tidak hanya
menunjukan komitmen organisasi terhadap karyawan, tapi juga fasilitas akan
lengkap dengan orang-orang yang memiliki kualifikasi tinggi yang telah secara
spesifik dilatih untuk pekerjaan baru
.
Ø Cross
– utilization and cross – training
Keragaman dalam
pekerjaan akan membuat tantangan baru sekaligus menumbuhkan motivasi dalam
bekerja. Adanya keragaman dalam pekerjaan memberikan peluang terhadap perubahan
dalam aktivitas dan secara potensial akan membawa perubahan kemampuan karyawan
dalam hubungan dengan rekan kerja.
Ø Symbolic
– egalitarianism
Hambatan untuk
mendesentralisasikan pengambilan keputusan adalah dengan self –
managed team. Oleh karena itu, banyak organisasi terkenal yang mencapai
keunggulan bersaing melalui orang-orang dengan sejumlah bentuk egalitarianisme.
Egalitarianisme adalah sejumlah cara untuk memberikan tanda, baik bagi orang
dari luar organisasi dan dalam organisasi bahwa terdapat persamaan kompratif.
Ø Kompresi
upah
Kompresi upah dapat
berjalan efektif apabila ada kerja sama dan saling membantu untuk pencapaian
selesainya pekerjaan dengan mengurangi kompetisi interpersonal.
Promosi
internal (promotion within)
Metode ini memberikan
kesempatan peluang promosi bagi karyawan. Promosi akan memberikan fasilitas
desentralisasi, partisipasi, dan delegasi. Promosi memberikan tanggung jawab
pada penyela untuk mengoordinasikan upaya bawahanya. Promosi juga menawarkan
insentif yang lebih baik dalam pekerjaan. promosi juga memastikan bahwa orang
dalam suatu oposisi manajemen secara actual mengetahui sesuatu tentang bisnis,
tegnologi, dan operasional dalam pekerjaan.
d. Stakeholder
Struktur
yang mengatur organisasi public yang besar memungkinkan pemegang saham untuk
mempengaruhi hak suara.
Berbagai pihak yang
terkait dengan pengoperasian suatu organisasi di antaranya:
Pemerintah
atas pajak.
Pemegang
saham atas nilai organisasi dan atau deviden serta hak suaranya.
Pemberi
pinjaman atas keamanan pengembalian pinjaman organisasi.
Karyawan
atas gaji,keadilan dalam kenaikan gaji & posisi
Manajer
atass bonus dan keadilan dalam penilaian kinerjanya.
Pimpinan
puncak atas keamanan jika diambil ahli dan remunerasinya.
Masyarakat
atas lingkungan hidup dan public goods yang disediakan pemerintah.
e. Serikat pekerjaan
Organisasi
pada saat ini,harus sangat perduli terhadap kepentingan karyawan. Bila
organisasi hanya memikirkan kepentingannya sendiri dan menganggap karyawan atau
serikat buruh sebagai objek produksi maka tujuan efektivitas organisasi akan
terrrhambat. Banyak kasus-kasus organisasi local dan multinasional yang sudah
mengalami permasalahan dengan serikat buruhnya.
Saat ini serikat pekerja mengalami pergeseran
dari hanya memiliki sebuah status komite karyawan menjadi organisasi yang lebih
solid dengan membwa kepentingan hakiki dari hak dan kewajiban sebenarnya dari
para karyawan tidak merasa khawatir dan takut karena ada jaminan perlindungan
pada pekerjaan mereka.
BAB
III
PENUTUP
SARAN
Tentu
tugas atau Makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu segala saran dan kritik yang membangun dari Tema-teman
mahasiswa dan semua pihak sangat diharapkan demi perbaikan pada tugas
selanjutnya.Harapan Kelompok semoga tugas ini bermanfaat bagi mahasiswa dan selaku Dosen yang ada.
KESIMPULAN
Analisis
jabatan penting dilakukan sebelum diadakan perekrutan tenaga kerja. Untuk
meraih kualitas kerja yang tinggi,organisasi harus memahami dan menyerasikan
permintaan kerja dan individu.Hal ini disebut analisis jabatan atau analisis
pengetahuan pada susunan kepegawaian,pelatihan,penilaian kinerja,dan kegiatan
sumber daya manusia lainya.
Jadi, dalam manajemen/strategi pekerjaan, salah
satunya adalah desain pekerjaan, dimana hal ini sangat diperlukan karena dengan
desain dapat meningkatkan "Passion" dalam bekerja, secara
psikis dapat menambah semangat dan mengurangi rasa bosan yang dapat menunda dan
membuat pekerjaan itu terbengkalai.
tolong berikan kasus beserta isu isunya , saya tunggu secepatnya pada detik ini
BalasHapusizin copy kesimpulanya..
BalasHapus